PERMASALAHAN
sumber: dyagi.multiply.com |
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat
dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari
faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan
salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
suatu produk.
Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh
konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak
kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi
yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa
pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan
pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya.
Apabila program pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan
perusahaan.
“Brand yang keren itu pasti laku, tapi kalo
brand itu laku belum tentu keren”. Pernyataan itu diungkapkan Peter Firmansyah,
pendiri sekaligus pemilik Peter Says Denim (PSD), di tengah pembicaraan
mengenai arti sebuah brand baginya. Dan sikap itu jugalah yang diambil Peter
untuk mengembangkan usahanya, dia tidak ingin PSD menjadi sebuah brand yang
sekedar laku di pasaran. PSD adalah sebuah brand celana jeans asal Bandung yang
fenomenal. Sejak awal meluncurkan produknya pada tahun 2008, PSD langsung dapat
menembus pasar mancanegara. Hal itu dilakukan Peter dengan cara mengawinkan
fesyen dan musik.
PENYEBAB PERMASALAHAN
Pendapatan PSD yang mencapai ratusan juta
rupiah saat ini tidak diraih begitu saja oleh Peter. Peter benar-benar berjuang
untuk mendapatkannya dengan melalui berbagai masa sulit.
Sewaktu kecil perusahaan tempat ayahnya
bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Kehidupan ekonomi
keluarganya yang sangat pas-pasan membuat keluarganya harus sampai berhutang
untuk membeli makanan.
Kondisi tersebut kemudian tidak juga membaik,
sehingga suatu waktu keluarga Peter bahkan tidak mampu membeli beras dan harus
bergantung pada belas kasihan kerabat-kerabatnya.
Walaupun begitu, semua kesulitan yang
dihadapinya disaat dia beranjak dewasa tidak membuatnya patah semangat. Sewaktu
SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian bekas di kawasan
Cibadak. Disana Peter bisa mendapatkan produk bermerek dengan harga yang murah,
sekalipun itu hanya pakaian bekas.
Semasa duduk di bangku SMA Negeri 1 Cicalengka Kabupaten Bandung, hasrat
Peter terhadap pakaian bermutu tumbuh. Ketika itu juga Peter mulai belajar dari
cara memotong bahan, menjahit, mendesain, bahkan hingga menyablon. Peter
berprinsip siapa pun yang mengetahui cara membuat pakaian maka orang itu bisa
dijadikan guru baginya.
Lulus
SMA di tahun 2003 itu Peter mulai mendapatkan penghasilan sendiri dengan
bekerja sebagai pegawai distro. Disana Peter berkenalan dengan berbagai
konsumen yang kebanyakan berasal dari kalangan berduit. Satu hal yang
diperhatikan oleh Peter dari teman-temanya adalah mereka selalu menggunakan busana
bermerk.
Teman-temannya itu sering tampak bangga,
bahkan bisa dibilang sombong dengan baju, celana, dan sepatu yang mereka pakai.
Tapi kelakuan tersebut tidak membuat Peter kecil hati, justru hal tersebut
melahirkan ide bagi Peter di kemudian hari. Semasa menjadi pegawai tersebut
Peter juga mulai mengumpulkan modal untuk usahanya kelak. Dia mulai menyisihkan
gajinya untuk tabungan dan juga mulai menerima order yang dikerjakannya
sendiri. Dalam sebulan rata-rata Peter bisa mendapatkan order membuat 100 potong
t-shirt, jaket atau sweter.
Sekalipun tidak menyelesaikan kuliahnya kini
Peter sering diundang untuk mengisi seminar-seminar di kampus. Peter memiliki
keinginan untuk bisa mendorong orang terutama anak-anak muda agar semangat
membuka usahanya sendiri.
ANALISIS PERMASALAHAN
Peter Says Denim melakukan pemasaran brandnya
melalui Twitter dengan nama akun @petersaysdenim, Facebook dengan nama akun
“Petersaysdenim”, melalui web resminya dengan alamat web (http://www.petersaysdenim.com).
Selain di office pusat brand Peter Says Denim juga sudah menyebar di berbagai
store wilayah Indonesia lainya. Berikut ini daftar national store Peter Says
Denim yang diambil dari web resminya :
Marketing Peter Says Denim melalui Facebook
Marketing Peter Says Denim melalui Twitter
Tampilan Web Resmi Peter Says Denim
Web resmi dari Peter Says Denim sangat menarik
dan mudah digunakan bagi orang awam yang baru pertama melakukan pembelian
melali web resmi. Pada web resminya ini terbagi menjadi beberapa katagori untuk
brand yang dijualnya. Apabila kita ini membeli salah satu brand yang dijual
kita tinggal memilih barang mana yang akan kita beli, lalu dari pihak Peter
Says Denim akan memberi penjelasan cara pambayaran dan pengiriman barangnya.
Pada web ini tidah hanya menjual brand saja. Dapat kita lihat dibagaian atas
ada sub- sub halaman seperti Home, History, Shop, FamilyBlog, Artist,
StoteLocator, Link dan Contact. Pembagian sub sub halaman ini juga menandakan
bahwa web ini mudah digunakan (user friendly), kombinasi warna pada web juga
sangat elegan jadi sangat enak dilihat pada saat kita melakukan pembelian
barang ataupun jika kita hanya melihat lihat saja.
PSD memiliki sistem pemasaran yang baik,
karena mereka menggunakan semua media pemasaran. Mereka benar-benar memahami
konsep-konsep pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial
di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. PSD
dalam hal ini menggunakan media jejaring sosial (Social Network) untuk
berkomunikasi dengan penggunanya, hal ini menguntungkan PSD karena bisa
mengetahui kebutuhan dan keinginan calon konsumennya. Definisi ini berdasarkan
pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran
dan pemasar. Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian
rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan
pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya
pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan
selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia.
Pengertian pemasaran oleh beberapa ahli
diartikan menjadi :
1. William J Stanton, menyatakan bahwa: Pemasaran
adalah keseluruhan intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang
bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik
pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua
langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud
kepada konsumen.
3. American Marketing Association. Pemasaran
meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran
dilakukan :
1. Untuk memberikan informasi tentang produk
yang dijual perusahaan.
2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli
konsumen.
3. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu
barang.
Selain itu setiap dua bulan sekali PSD
melakukan penyegaran dengan meluncurkan produk-produk baru. Semua detil
rancangan produknya diganti dan diperbaharui. Hal ini dilakukan Peter agar
produk keluaran PSD tidak monoton dan mencegah beredarnya barang bajakan.
Agar produk-produk tersebut dapat diterima di pasar
mancanegara, PSD memiliki strategi untuk melakukan banyak kolaborasi
dengan brand-brand besar.
Dengan merancang sebuah produk bersama
tersebut, Peter menjelaskan bahwa hal itu merupakan cara terbaik supaya
mereknya bisa terkenal. Tapi hal itu tidak di dapatnya dengan mudah,
brand-brand yang sudah ternama itu tidak asal mau melakukan kolaborasi. Mereka
setuju memilih PSD karena sebelumnya mereka sudah mengenal brand, mengetahui
kualitas dan juga potensi yang dimiliki oleh PSD.
Alternatif Pemecahan masalah
Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata
saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan adalah sangat
penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain.
Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau fanatik terhadap
rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan memilih lagi dalam dalam membeli
barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam
suatu prroduk menganggap sudah cukup memutuskan untuk membeli. Dengan merk yang
sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena
dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran
tertentu dalam memakainya.
Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh
konsumen ini ternyata terlihat juga oleh PSD sehingga sering sekali PSD
menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi pemasarannya dengan jalan
perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap memakai
berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
“Brand yang keren itu pasti laku, tapi kalo
brand itu laku belum tentu keren”. Pernyataan itu diungkapkan Peter Firmansyah,
pendiri sekaligus pemilik Peter Says Denim (PSD), di tengah pembicaraan
mengenai arti sebuah brand baginya. Dan sikap itu jugalah yang diambil Peter
untuk mengembangkan usahanya, dia tidak ingin PSD menjadi sebuah brand yang
sekedar laku di pasaran tapi menjadikannya suatu kebanggaan.
Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan
strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran
dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh
konsumen.
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah :
“price is the amount of money charged for a product or service. More broadly,
price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of
having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah
keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari
kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan
harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some
combination of another goods and its companying services”. Pengertian di atas
mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai
dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang
bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu
tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan
satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar
oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli
barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan
manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini
dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika
waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan
produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen
yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga adalah satu-satunya
variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga
mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila
pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus
disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”
Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan
keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga.
Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan
harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam
penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap kali
mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan harga yang
paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika
menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan menaikkan
penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga naiknya
laba bersih.
Peter memasang harga jeans mulai Rp 385.000,
topi mulai Rp 200.000, tas mulai Rp 235.000, dan kaus mulai Rp 200.000. Hasrat
Peter terhadap busana bermutu tumbuh saat ia masih SMA. Peter yang lalu menjadi
pegawai toko pada tahun 2003 kenal dengan banyak konsumennya dari kalangan
berada dan sering kumpul-kumpul. Ia kerap melihat teman-temannya mengenakan
busana mahal, dan karena harga mahal itulah mereka berbangga diri
Prinsip penetapan harga barang dapat juga
diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan
harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah
faktor dalam menetapkan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan
harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang
ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan
harga, dan menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya
mencari profit makasimum melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka
capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan sekarang,
memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming)
pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa
responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas
harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam
kuantitas yang dibeli
Persentase perubahan dalam harga
Persentase perubahan dalam harga
4. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan
dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak
langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa
dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya
mencakup mark-upnya.
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi
tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya
harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup
mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid,
dan harga psikologis.
7. Setelah menetapkan struktur harga,
perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga geografis, diskon
harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan
penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan mereka peroleh sebagai
balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian, harga merupakan pembatas
(trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh suatu produk
(barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya
yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat
informasi yang menghendaki profit harus mampu menutup semua biaya yang
berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya
menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan yang
memuaskan.
Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga
atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang
bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi
bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”.
Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang
mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:
Waktu.
Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah
orang, dan bagi seseorang yang menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda
kepada setiap individu, tetapi mempunyai keterbatasan waktu, mereka akan
memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam mencari/memburu suatu
jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu sebenarnya dapat digunakan
untuk keperluan lain.
Upaya-upaya yang bersifat fisik.
Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang
diperlukan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila
penyajian jasa dilakukan secara swalayan.
Biaya-biaya sensor.
Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan
dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar,
terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman,
lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
Biaya-biaya psikologis.
Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk
penggunaan suatu jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir),
perasaan adanya ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
DUKUNGAN TEORI
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut
marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari 4 variable
yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi dengan
tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa
memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen
pasar yang di harapkan.
Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk
dipasarkan atau sesuai dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan
menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan
dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang
penting disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang
mungkin dihadapi perusahaan karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan
barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat
kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan
penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan.
Oleh karena itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk
dalam siklus kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi
apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum
produk tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk
baru,sebagai pengganti atau strategi baru. Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi
menjadi 4 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus
memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar
kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Empat tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang
yang dipasarkan benar-benar baru atau masyarakat belum tahu atau belum
mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat
melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif
menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis ataupun
bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap perkenalan ini biasanya
memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih
berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan utama
promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan
dan mulai menyukainya.
Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan
meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah menempatkan pada
segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini adalah
menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan meningkatkan
distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau
kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing. Pada
tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen
pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan
perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk
pasar.
Dengan melakukan banyak promosi di luar
negeri, menurut Peter, pasar dalam negeri juga secara langsung ikut tergarap.
Karena semakin merek PSD terkenal di pasar mancanegara, maka merek PSD pun
semakin dicari oleh orang Indonesia.
Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Peter beranggapan saat ini PSD masih baru 30%,
masih banyak hal yang ingin dilakukannya. Dia ingin PSD menjadi merek jeans
kebanggan masyarakat Indonesia, karena menurutnya hingga kini belum ada merek
jeans lokal yang bisa seperti itu. Selain itu dia juga ingin produknya bisa
mewakili brand Indonesia di mancanegara.
Tak butuh waktu relatif lama. Semua itu mampu
dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November
2008. Kini, jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan,
dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri.
Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice
& Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am
Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari
Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu
bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim.
Pada situs-situs internet kelompok musik itu,
label Petersaysdenim juga tercantum sebagai sponsor. Petersaysdenim pun
bersanding dengan merek-merek kelas dunia yang menjadi sponsor, seperti Gibson,
Fender, Peavey, dan Macbeth.
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak
kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang
sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh
konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan
atau menambah volume penjualan. Tambahan volume penjualan sudah dilakukan
sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki
produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar
kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya
yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen
sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
Tahap kemunduran/penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut
menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus cepat-cepat
mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun kebijaksanaan
yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2, yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat
bersaing dengan digantikan oleh barang yang benar-benar baru dan lain
dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar
asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi
baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi
memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari segi kemasan atau dapat juga
menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan
perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan
penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara
mendistribusikan dan lain-lain.
Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak
perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di dalam merancang program
pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan
saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan
program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap
empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran
yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan harus benar- benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu,
produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut agar
sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan dapat diterima
dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena
produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu
perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang
bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-aktor eksternal
seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain,
secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah
peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang
saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya
berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P
(product, place, pricing, dan promotion). Pemasaran harus dilihat sebagai suatu
konsep bisnis strategi (strategic business concept). Artinya pemasaran tidak
lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002,
Rethinking Marketing; Sustainable Marketing Enterprise in Asia. Jakarta:
Prenhallindo.
Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran
Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke
IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah: Gunadarma
Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan
Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/04/26/peter-firmansyah-lewat-petersaysdenim-menembus-dunia/