Istilah
marketing sering kali orang berpikiran langsung tertuju pada kegiatan ekonomi
lebih spesifik lagi pada proses perdagangan produk yang dijual oleh pedagang
untuk memenuhi kebutuhan konsumen,. yang terbayang pada benak seseorang bahwa
marketing itu kegiatan manusia di lingkungan pasar. Hilir mudik barang
yang didistribusikan dari hulu sampai ke hilir, serta kegiatan transaksi
pembayaran keuangan sebagai bukti pembayaran. Dengan memahami
pemasaran/marketing orang akan mampu menyampaikan atau menjual barang / produk
kepada konsumen yang membutuhkan.
Begitu
pula dalam kegiatan politik, marketing tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatannya. Sebagai contoh dalam pemilihan gubernur yang spektakuler, yaitu
pemilihan gubernur DKI Jakarta. Dalam prosesnya calon gubernur itu yang
berhasil menjadi pemenang, ternyata tidak terlepas dari kegiatan marketing,
namun marketing yang digunakan adalah marketing politik. Sebagai mana dilansir
dalam wartaekonomi.co.id yang
menyatakan bahwa hasil
elektabilitas yang luar biasa yang diperoleh oleh Jokowi secara
"sains" adalah sebuah keberhasilan proses marketing politik
yang jitu. Keberhasilan Jokowi-Ahok dalam pilgub DKI berhasil terus
diolah oleh timses mereka menjadi sebuah prosesi pencitraan yang berkelanjutan.
Diutarakan pula bahwa Secara lebih rinci sesungguhnya
strategi marketing politik timses Jokowi - Ahok tersebut dapat terurai sebagai
berikut ;
Mampu secara konsisten memperbesar cakupan wilayah pemilih
dengan konsisten dan dengan biaya politik yang relatif rendah.
Mampu menjaga konsistensi program "word of
mouth" dan terus mendorong setiap pemilihnya melakukan prosesi
"customer referrals"
Berani melakukan investasi politik nan "bernilai"
kepada komponen-komponen pendukung mereka yang secara riil berhasil melakukan
perluasan "pangsa pilih"
Dengan strategi pemasaran di atas, maka Pasangan gubernur
dan wakil gubernur tersebut berhasil menanamkan persepsi kebermanfaatan, baik
secara personal, produk kampanye, maupun prosesi pencitraan yang dilakukan
dengan tetap melakukan "estimasi" cermat dan
"berkelanjutan" atas biaya per pemilih, biaya per waktu, energi usaha
yang telah dikeluarkan serta hitung-hitungan imbal hasil "psikologis"
bagi setiap program kampanye yang diluncurkan. Oleh karena itu, tak heranlah
bila strategi "marketing politik relasional" yang ditempuh pasangan Jokowi
dan Ahok tersebut berhasil merambah hampir keseluruh jenis pemilih.
Ini membuktikan bahwa calon gubernur itu mampu untuk
"membeli" kepercayaan para simpatisannya sehingga masyarakat mau dan
menetapkan pilihannya ada cagub tersebut.
Dari contoh di atas, membuktikan bahwa kegiatan pemasaran
dapat dilakukan dalam segala bidang. maka dari itu mari kita pahami bersama
tentang kajian pemasaran.
Sebagai penekanan bahwa Allah SWt menegaskan
dalam firmannya bahwa "Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang
mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At
Taubah:111)
Untuk lebih memotivasi untuk belajar pemasaran, berikut kami
sampaikan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At Tirmidi yang artinya sabagai
berikut.
" Ketahuilah bahwa surga adalah barang dagangan Alloh,
dan ketahuilah bahwa barang-barang dari surga mahal harganya" .
Maka dari itu mari kita kaji bersama bagaimana proses
pemasaran yang mampu memenuhi semuanya.
IS-2012